Review novel: The GodFtaher
Saya dapat buku ini dari perpustakaan umum Kota Cirebon yang jaraknya kurang lebih seratus meter dari kampus. Saya pikir di perpus ini gak ada novel-novel keren sama sekali. Tapi ternyata salah, banyak juga novel berkualitas dan cukup langka berjejer di rak-rak bagian buku fiksi. Koleksinya sih nggak terlalu banyak, setiap judul hanya tersedia satu sampai dua buku saja. Dan khusus untuk bagian novel, hanya terdapat sekitar tiga rak saja.
The God Father ini sebelumnya hanya saya denger sebagai salah satu film pada tahun 90-an yang belum pernah saya tonton sama sekali. Dan memang saya pun nggak tertarik buat googling sinopsis atau nyari filmya di toko DVD. Minjem novel ini pun semata hanya untuk menuntaskan sedikit keingintahuan saya saja.
Seperti yang saya duga, novel ini memang bercerita tentang kehidupan seorang bos mafia. Don Vito Chorlone adalah salah satu bos mafia terbesar di kota New York. Bahkan seluruh mafia Amerika menghormatinya sebagai salah satu mafia terkuat. Dia adalah pria keturunan Sisilia, Itali. Ia dilarikan ke Amerika oleh keluarganya saat masih kecil. Alasannya agar mafia yang membunuh ayahnya di Sisilia tidak dapat melacak keberadaannya.
Hidup dirumah orang tua Ginco Abandando dengan lingkungan yang berat. Ditambah perkenalannya dengan Tessio dan Clemenza dalam dunia kriminal. Ia tumbuh menjadi seorang yang hidup diluar hukum sebagai mafia. Bahkan ia berhasil menjadikan nama keluarga Chorlone sebagai keluarga mafia terkuat di seluruh daratan Amerika. Dengan gaya sisilianya yang masih melekat, ia dikenal dengan gerak geriknya yang halus. Dia dapat menuntaskan semua masalah dengan cara komunikasinya yang cerdik yang hampir tidak terlihat seperti ancaman.
Bersama Tessio dan Clemenza yang kemudian menjadi carporegimenya (kaki kiri dan kanan don), dan Tom Hagen yang menjadi consigliori (asisten atau penasihat) menggantikan Abandando, Don Vito Chorlone menjadi sebuah ancaman yang sulit untuk ditolak tawarannya. Ia menawarkan persahabatan dengan cara liciknya, ia memberikan bantuan terhadap siapapun yang memintanya. Ia melindungi mereka yang setia kepadanya. Dan ia memberikan darah kepada yang menantangnya. Ia memiliki empat anak dari istrinya yang juga berdarah sisilia. Sonny Chorlone, Fredie Chorlone, Michael Chorlone, dan seorang putrinya Conny Chorlone. Ia juga memiliki anak baptis bernama Santino Chorlone yang hidup dan berprofesi sebagai entertainer di Holliwood.
Sonny Chorlone yang merupakan anak tertuanya dikenal sebagai yang paling agresif dalam bertindak dansama sekali tidak mewariskan sikap tenang ayahnya. Karena tindaknanya yang cenderung buru-buru itu, ia akhirnya mati dibunuh keluarga tataglia saat hubungan kedua keluarga itu saling memanas. Putra bungsunya–Michael Chorlone–kemudian menjadi penerusnya untuk memimpin keluarga. Mike dipandang sebagai penerus yang memiliki kemampuan dan cara komunikasi yang sama seperti ayahnya, itu ia buktikan seletelah berhasil membalaskan dendam ayahnya dan kakanya dengan membunuh keluarga tataglia dan sekutunya pada akhir cerita.
Sebelumnya ia pun berhasil membunuh seorang kapten polisi dan Solonzo, mafia asal Turkey yang juga sekutu Tataglia yang bergerak di bidang narkotika. Awalnya solonzo menawarkan kerja sama dengan perlindungan hukum yang dimiliki Don, tapi Don menolak lantaran narkotika adalah bisnis yang ia hindari karena sangat merepotkan. Penolakan itu menimbulkan hubungan buruk di antara keduanya hingga berakhir pada kematian keduanya saat melakukan kesepakatan akhir yang kedua keluarga saling bertindak licik.
Novel ini dituntaskan pembunuhan berdarah-darah antara keluarga Chorlone dengan keluarga Tattagklia yang diwarnai dengan penghianatan salah seorang sahabat dan orang kepercayaannya.
Yang paling saya kagumi di novel ini dalah penggambaran karakter yang sangat sangaat lengkap, tapi tetap tidak berlebihan karena penempatannya yang cerdik dan pas dengan alur. Tidak hanya karakter utama saja yang dapat penggambaran lengkap, bahkan supporting character kaya pemilik toko roti yang saya lupa namanya juga mendapat jatah karakterisasi yang lengkap hingga pembahasan terhadap keluarganya.
Alurnya dibuat dengan sangat lambat dan nggak terburu-buru. Mungkin inilah alasan yang membuat saya kurang adrenalin saat membacanya. Tapi dengan konflik yang penempatannya halus, novel ini terlihat sangat nyata dan mempunyai sense of surprise yang tinggi. Seperti saat kematian Sonny Chorlone yang tiba-tiba. Dan juga kematian Luca Brasi yang disebut-sebut kaki tangan don yang paling kejam. Bahkan brasi hanya muncul saat bagian ia dibunuh saja. tapi yang membuatnya spesial ya karakterisasi yang lengkap itu, hingga ia terlihat tidak semata-mata seperti karakter yang hanya numpang lewat.
Tapi, bagian yang paling menyebalkan yaitu saat pembahasan santino chorlone. Jujur saja, karakter ini di awal-awal memang tidak terlalu penting. Pembahasannya hanya seputar kehidupan glamournya di holliwood. Gak ada kaitannnya dengan konflik keluarga don sama sekali. Tapi pada chapter-chapter akhir, sinkronisasi ceritanya dan juga konflik keluarga mulai muncul. Tapi sayang, keterlibatannya tidak begitu besar. Mungkin tokoh ini hanya dibuat sebagai penetral cerita saja. padahal saya mengharapkan sebuah kejutan besar dari tokoh santino ini, sayang sampai akhir harapan itu tidak terwujud. But overall, novel ini patut banget kalian-kalian baca. Cukup deh review dan opini saya yang apa adanya ini. semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar
Bercuap here!