Resensi buku: Teru Teru Bozu




Judul               : Teru Teru Bozu
Penulis             : Rafandha dkk.
Genre              : Kumcer teenlit
Penerbit           : Ping!!!, DIVAPress.
Terbit               : 2013
ISBN               :978-602-7933-43-9

“Semoga tidak ada lagi hujan di matanya”

           Saya mendapatkan buku ini waktu dalam acara KampusFiksi – Divapress. Nggak tahu kenapa, ini kedua kalinya saya jatuh cinta sama buku karena cover dan temanya setelah Montase-nya Windry Ramadhina. Tema yang sama, tentang jepang. Saya pikir ini novel, ternyata sebuah kumcer dari hasil lomba bertema Japan in love. Kebetulan saya nggak tahu lomba ini. Kalau tahu mah sudah pasti ikut. Oke, langsung saja kita review kedelapan belas cerpen pilihan ini satu per satu.
Sinopsis dan komentar

Cerpen yang pertama adalah Teru Teru Bozu, cerpen andalan yang dijadikan judul buku. Cepren ini bercerita tentang seorang gadis yang suka menggantungkan Teru Teru Bozu secara terbalik di sungai Meguro – Komabano park. Gadis yang menginginkan hujan turun hanya untuk melihat pelangi padahal ia tak menyukai hujan karena kenangan buruk akan hujan. Cerpen ini memiliki ide sederhana yang bagus dan sangat menyatu dengan keseluruhan isi cerita. Penulis menggunakan unsur mitos yang pas banget dengan jalan cerita. Saya suka penamaan karakter tokohnya yang memiliki arti sepadan dengan sifat mereka dalam cerita. Kalau boleh saya menilai, cerpen ini saya kasih nilai 9.
         
Cerpen kedua berjudul Take Faith in Hokaido Daigoku. Bercerita tentang Haruka dan Yamato yang keduanya saling menjaili satu sama lain tapi sebenarnya saling suka. Mereka mengetahui rasa suka masing-masing setelah terjadi suatu kesalahpahaman. Cerita yang simpel dan khas. Tapi nggak terlalu berkesan. Ketika saya habis membaca kumcer ini. Judul ini merupakan salah satu yang saya agak lupa ceritanya. Saya kasih 7 deh buat cerpen ini.
        
Cerpen ketiga berjudul Emergency Love. Bercerita tentang seorang asisten dokter bernama Ken yang akan melakukan praktiknya, padahal ia mempunyai janji dengan Yurina, pacarnya yang  masih seorang siswi SMA. Yurina tertabrak truk saat ia menunggu kesal di sebuah tempat akibat teleponnya diacuhkan oleh Ken. Ia dirawat di RS dimana tempat Ken praktik. Ending diakhiri dengan sederhana. Ceritanya bagus dengan pemilihan ending yang manis. Tapi aku tidak merasakan suasana jepang yang kental disini. Nggak ada unsur culture atau sesuatu yang khas dari jepang yang disorot. 7,5 deh untuk cerpen ini.
          
Yang ke empat adalah cerpen berjudul Di Pinggir Kamogawa. Bercerita tentang Rinka, siswi asal jogjakarta yang berkesempatan mendapat student exchange ke Kyoto – jepang. Di sana, ia berteman dengan Ryoma, seorang siswa asli jepang yang meski dengan latar belakang perbedaan habitual dengan indonesia, Rinka tetap menyukainya. Cerita sederhana yang menggunakan banyak flashback. Saya kasih 8.5 buat cerpen ini.
         
Cerpen ke lima berjudul Aishiteru Wa. Menceritakan seorang siswi bernama Rena yang pindah ke jepang mengikuti ibunya yang seorang fotografer. Ibunya mempunyai suami di jepang. Seorang Ayah tiri yang kelewat perhatian namun tak Rena sukai. Ia menyukai seorang senpai di sekolahnya yang begitu dikerubuti banyak siswi lain. Michi−teman sekelas yang bagi Rena menjengkelakan akhirnya membantunya untuk mengungkapkan rasa sukanya pada senpai. Sebetulnya saya suka banget dengan adegan-adegan kecil di cerpen ini. Cukup memberi twist pada ending. Tapi detil di cerita tentang Rena yang suka pindah-pindah negara mengikuti ibunya itu tidak terlalu penting. Ini malah merusak detil. Bagaimana Rena bisa menguasai bahasa secepat itu saat pindah-pindah negara? Lebih baik cukup dikatakan Rena seorang indonesia yang pindah ke jepang mengikuti ibunya yang mempunyai suami di sana. 7,5 untuk cerpen ini.
        
Keenam adalah Saat Hujan. Bercerita tentang Sachi dan Kazuo yang bertemu saat hujan.Kazuo pernah mengajak Sachi ke taman Inokashira, taman yang katanya bisa membuat hubungan seseorang putus. Sachi menolaknya walaupun akhirnya setuju. Setelahnya, hubungan mereka merenggang sampai akhirnya Kazuo kembali menghubunginya seperti saat pertama. Ending diakhiri dengan cukup lucu. Sachi meminta kazuo menemaninya ke toko payung dan membeli payung yang lebih besar agar lebih nyaman mereka pakai. Sebenarnya ini cerpen favorit saya. Tapi lagi-lagi harus luntur gara-gara logika yang kurang. Rasanya nggak mungkin seseorang yang di rumahnya nggak punya payung. Lain cerita kalau kazuo waktu itu meminta Sachi pulang bersamanya karena ia lupa bawa payung dan terjebak hujan saat mau pulang sekolah. 8 deh buat cerpen ini.
       
Ke tujuh adalah cerpen berjudul A Secret Fan. Menceritakan dua orang sahabat, Kimi dan Nanako yang sudah lama mengagumi dua orang senpainya. Suatu hari Nanako berhasil pacaran dengan Kak Fujita, tapi Kimi sendiri berjalan mandek masih hanya dengan mengaguminya. Suatu malam, sekolah mereka mengadakan acara yang sekaligus acara perpisahan pada Kak Yukio yang hendak pindah sekolah. Kimi masih tetap tidak bisa mengungkapkan rasa sukanya. Yang bisa ia lakukan hanya mengungkapkan semuanya lewat surat. Well, cerita yang sangat umum menurutku. Ini juga salah satu cerpen yang ceritanya kurang saya ingat waktu selesai membaca bukunya. 7 deh buat cerpen ini.
      
Kedelapan, sebuah cerpen berjudul Love in Tokyo Hospital. Menceritakan seorang gadis bernama Natta yang mempunyai penyakit infeksi pada kornea. Ia mencintai Renai, seseorang yang ternyata adalah kakak kandungnya sendiri yang terpisah karena sebuah kecelakaan mobil. Cerita yang secara personal aku nggak suka dan cukup membingungkan waktu membacanya. Endingnya pun aku nggak suka banget, dengan pemilihan ayahnya yang meninggal karena mendonorkan mata dan hatinya. Terlalu mellow ala sinetron dan maksa banget untuk membuat sense sedihnya. 7 deh buat cerpen ini.
          
Kesembilan adalah Todoke to Your Heart. Bercerita tentang tiga orang sahabat, Miki, Ayumi dan Mariya, yang dengan cara sederhana menemukan momen romantis dengan orang yang mereka sayangi saat malam Seijin no hi. Ceritanya cukup sulit ditebak dan pemilihan setting ketiga ceritanya cukup unik. Menceritakan tiga pasangan namun dengan keterkaitan yang jelas. Penulis menggunakan POV 3 saat menceritakan Miki dan Ayumi, tapi menggunakan POV 1 saat bercerita tentang Mariya. Menurutku tidak perlu menggunakan POV 1 kalau nggak ada maksud tertentu. Ini akan membingungkan pembaca karena sebelumnya, cerita disajikan cukup bagus dengan penggunaan sudut pandang ketiga. 8.5 buat cerpen ini.
           
Cerpen kesepuluh berjudul Namida no Ondo. Bercerita tentang perempuan bernama Natsumi yang bersahabat dengan Ryouhei, teman sekelas yang ia kenal sejak insiden tabrakan saat dirinya terburu-buru masuk ke kelas. Suatu hari, Ryouhei berhasil berpacaran dengan Chiaki, siswi populer di sekolahnya. hal itu membuatnya sedih. Namun nasihat dari oangtuanya berhasil merubah pola pikirnya. “Ada kalanya sebuah burung yang indah tak bisa kau tangkap dan kau simpan dalam sangkar emas, yang indah sekalipun.”. hal itu membuat Natsumi lebih menerima bahwa ia harus merelakan burung itu terbang menikmati kebahagiannya di luar sana. Cerita yang sangat simpel dan nggak dipaksakan. Mengalir begitu saja namun dengan sentuhan yang khas. Saya suka sekali analogi cinta tak harus memiliki dengan burung dan sangkar di sini. Hahaha. 8.5 lah buat cerpen ini.
         
Yuki no Natsu adalah cerpen yang kesebelas. Bercerita tentang Yuki yang punya kebiasaan ngeloyor ke perpustakaan sehabis jam pulang sekolah. bukan untuk membaca, melainkan untuk melihat Natsu yang sedang bermain baseball. Ia tak sendiri. Tomoe menemaninya dengan setia karena ia pun mempunyai pacar dari klub basket yang bernama Satoshi. Natsu pun demikaian, disela-sela latihannya, ia suka melirik ke perpustakaan melihat Yuki yang tanpa ia sadari sedang memperhatikannya. Keduanya saling suka tapi sudah terlanjur nyaman dengan hubungan persahabatan seperti ini. Penulis menggunakan sudut pandang pertama untuk dua sisi yang berbeda. POV 1 yang pertama dari sudut Yuki dan yang kedua dari sudut Natsu. Sebenarnya kurang efektif penggunaan dua sisi POV 1 di cerita ini karena banyak terjadi pengulangan yang membuat cerita jadi bertele-tele. Nggak ada hal lain yang diberikan. Tapi untungnya, kehadiran Satoshi dan Tomoe di sini yang dengan sentuhan kecilnya bisa membuat cerita lebih berkesan. 8 buat cerpen ini.
           
Kedua belas ditempati oleh cerpen berjudul Chu. Menceritakan Megumi, seorang siswa biasa biasa saja yang menjadi seorang komikus untuk majalah Chuchu. Ia menyukai Ninomiya Kazunari, seorang bintang sekolah yang pintar dan tidak mungkin ia gapai. Cerita favorit saya dalam kumcer ini. ceritanya ikonik, sederhana tapi pemilihan alur yang cantik dan halus. Saya yakin deh remaja yang membaca cerita ini pada senyam senyum sendiri. Saya kasih 9 untuk cerpen ini.
          
Cerpen selanjutnya berjudul Cinta Merekah di Kala Hanami di Fukuoka. Menceritakan dua anak kembar beda gender bernama Kaze dan Kiriko yang sedang berantem karena hanami. Mereka tinggal berdua disebuah apato di fukuoka yang berdekatan dengan Tooru, teman sepermainan mereka waktu kecil yang sudah mereka anggap kakak sendiri. Selain kuliah, Kaze bekerja part time di kafe milik Tooru dan Kiri bekerja sebagai asisten komikus. Cerita cinta yang cukup unik. Jarang kepikiran cerita model begini kalau buat saya. Cuma sayang endingnya kurang greget aja. Sama seperti Yuki no Natsu yang mengambil sudut pandang pertama pada setiap tokoh, cerpen ini pun demikian. Tiga tokoh menggunakan sudut pandang pertamanya. Lebih berhasil dan lebih ada maksudnya pengambilan dari sudut pandang pertama di setiap tokohnya di cerpen ini di banding Yuki no Natsu. 8.5 buat cerpen ini
       
Love me adalah cerpen yang ke empat belas. Bercerita tentang Miyuki yang sudah lama menyukai Kei, sahabat baiknya sedari kecil. Sayang Kei malah menyukai orang lain. saat miyuki begitu terang-terangan mengungkapkan perasaannya, Kei malah membandingkannya dengan Yumi, gadis yang Kei sukai yang ternyata sudah memiliki kekasih. Well cerita yang sederhana dan terlalu halus dan lembut. Kurang berkesan. 7.5 deh buat cerpen ini.
          
Yang ke lima belas adalah cerpen berjudul Under Crazy Rainbow. Bercerita tentang Momoko yang tak sengaja meremas dada seorang pria sewaktu ia hendak membuka daun pintu toilet. Lelaki yang kemudian membuat Momoko tak berhenti memikirkannya. Sayang, lelaki yang mengaku bernama Ryosuke itu ternyata seseorang dari masa depan yang tak mungkin bisa Momoko dapatkan. Cerita yang unik dan berbeda dari cerpen sebelum-sebelumnya. Latar belakang alasan kenapa laki-laki itu pergi ke dalam dimensi masa lalu juga di ceritakan cukup detil. Tapi secara personal, aku tak terlalu menykainya. 8.5 deh buat cerpen ini.
       
Cerpen ke enam belas berjudul Haru No Ai. Bercerita tentang Akiko, gadis buta yang sangat menikmati alunan bacaan al-Qur’an dari affan, orang indonesia yang sedang menginap di rumah sahabatnya yang merupakan tetangga Akiko. Akiko tak hanya menyukai suara Affan, ia pun menyuka sosoknya. Sayang, saat ia ingin belajar tentang islam, Affan harus kembali ke indonesia. Cerita yang cukup menyentuh. Tapi masih kurang greget sedikit lagi. saya cukup risih saat adegan Akiko yang mengejar bus di halte yang ternyata di depan rumahnya. Hah? Halte di depan rumah. Ini cacat logika menurutku. Ya bisa saja sih kalau rumah akiko ada di jalan raya. Tapi nggak mungkin juga depan rumah. 8.5 untuk cerpen ini.
       
Deja Vu adalah cerpen yang ke tujuh belas. Menceritakan Yumiko, gadis yang suka menghabiskan senja di Taman Ueno untuk menunggu seseorang yang ia temui waktu kelas 5 SD dulu. Seseorang itu mengingkari janjinya untuk kembali menemuinya di taman tersebut. Hmmm.. bagus, tapi agak kurang cocok dengan judulnya, De javu di sini agak seperti tempelan. Judlulnya kurang mewakili. Terlebih saya kurang menyukai adegan saat Ryu membawa Yumi ke Taman Ueno padahal itu sedang waktu sekolah. Agak maksa. 8 deh buat cerpen ini.
          
Yang terakhir adalah Memories of Tanabata. Menceritakan Hisao, seseorang yang mempunyai kelainan mental (entah down syndrom atau autis) yang secara diam-diam menyukai Hana, tetangganya yang merupakan anak dari keluarga kaya raya. Karena masalah keluarganya, Ayah Hana memutuskan untuk pindah ke tokyo agar kenangan buruk akan ibunya tidak mengganggu pikiran mereka. Hisao yang mulai nyaman dengan Hana pun merasa kehilangan. Tapi Hana berjanji akan sering sering kembali ke kyoto. Cerita yang sangat bagus. Legenda Orihime dan hikoboshi di sini di buat menyatu dengan cerita. Terlebih penulis menceritakan Hisao yang cacat mental tidak dengan mendeskripsikannya secara langsung, melainkan memberi clue agar pembaca bisa menafsirkannya sendiri. Kalau menurutku, Hisao ini kayaknya berpenyakit Down syndrom, soalnya diceritakan wajah Hisao yang seperti anak kecil. 9 deh untuk cerpen ini.     
        
Well, delapan belas cerpen di kumcer ini cukup menghibur dan bisa jadi teman yang nggak membosankan di kala senggang. Bagi yang suka jepang atau yang pengen cerita ringan yang manis-manis tapi dengan cerita remaja yang nggak itu itu aja, saya rasa kumcer ini bisa jadi pilihan yang tepat.

Komentar

Postingan Populer