Resensi Kumcer Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia
Judul : Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia
Penulis : Agus Noor
Penerbit : Bentang Pustaka 087829210293
Genre : Surealis
ISBN : 978-979-1227-88-9
Ini adalah kumcer / buku Agus Noor pertama yang saya baca
setelah sebelumnya cuma pernah nongkrong ngebaca di blognya doang. Sebuah kumcer
dengan keseluruhan cerita yang mengambil tema surealis. Banyak penggunaan
bahasa metaforis yang multitafsir. Setiap pembaca mungkin akan mengartikannya
berbeda. Ada beberapa yang saya bisa artikan maksudnya, tapi ada juga yang kadang
bikin “eh?” “ini maksdunya apa ya?” “terus hubungannya apa?”. Dan hal itu mungkin
karena memang penafsiranku aja yang kurang cerdas dan tajam -__- tapi diluar
itu, bahasa yang digunakan dengan analogi dan metaforanya yang khas bikin buku
ini punya taste of art tinggi yang terkadang aku sendiri nggak terlalu mikirin
makna yang ingin disampaikan si penulis. Yang penting keren.., oalah -__-“
Saya mendapati beberapa cerpen dalam kumcer ini
kebanyakan mengambil tema perselingkuhan. Berkali-kali saya mendapati adegan
seperti itu. Penggunaan tema dasar yang serupa ini dieksekusi dalam cerita yang
mengeksplorasi plot, cara bernarasi, sudut pandang, dan lain-lain yang luas
banget dan belum pernah saya pikirkan.
Cerpen dengan judul Empat Cerita Buat Cinta dan Cerita
yang Menetas Dari Pohon Natal mempunyai konsep dan teknik penyajian yang sama.
Di ECBC ada empat sub judul yang akan membawamu menyelami segala duka. Dalam
Pemetik Air Mata, kau akan menemukan betapa mendambanya dunia ini pada sesosok
peri yang kan memetik air matamu lalu menjadikannya kristal-kristal cantik di
dunia. Kau pun pasti menginginkan setangkai sunyi berbunga dan rindang di
halaman rumahmu, seperti sang Penyemai Sunyi yang menjadikannya pelampiasan
pada kesunyian dan kekosongan.
Lalu, my most favorite, sang Penjahit Kesedihan yang
selalu setia menjahit segala kepedihanmu di kala Lebaran tiba. Dan terakhir,
Sang Pelancong Kepedihan akan membawamu ke sebuah kota penuh kepedihan di mana
duka adalah sebuah hiburan. Dua sub judul yang menyampaikan kritik sosial lewat
sebuah lelucon metaforis yang
makjlebjleb.
Lalu di Cerita yang Menetas dari Pohon Natal pun
demikian. Ada tiga sub judul, yaitu; Parousia, Mawar di Tiang Gantungan dan
Serenade Kunang-Kunang. Yang paling impressive adalah Parousia, tentang manusia
yang bereinkarnasi menjadi ular. Seseorang yang dulunya merupakan manusia yang
tak pernah dihargai oleh lingkungannya. Ia berandai-andai untuk menjadi seekor ular
karena kala itu, ular begitu dihargai dan dihormati karena dianggap titisan
nenek moyang. Namun sayang, ketika ia bereinkarnasi menjadi ular. Zaman sudah
berubah.
Cerita lain yang berteknik serupa adalah 20 Keping Puzzle
Cerita, Episode dan Perihal Orang Miskin yang bahagia yang dua di antaranya menggunakan
bentuk flash fiction pendek yang diacak-acak plotnya sehingga akan sangat
membingungkan pembaca kalau tidak jeli. Dalam Perihal Orang Miskin yang Bahagia, penulis menuliskan berbagai macam lelucon dibalik kehidupan dan kekonyolan orang miskin dengan makna ironi *eh bener gak ya*. Ngakak!
Cadas!
Nih aku kasih contoh beberapa yang aku suka:
Pernah, dengan malu-malu, ia berbisik kepadaku, “Kadang bosan juga jadi orang miskin. Aku pernah berniat memelihara tuyul atau babi ngepet. Aku pernah juga hendak jadi pelawak agar sukses dan kaya,” katanya. “Kamu tahu kan, tak perlu lucu jadi pelawak. Cukup bermodal tampang bego dan mau dihina-hina.”“lalu kenapa kau tak jadi pelawak saja?”Ia mendadak terlihat sedih, lalu bercerita, “Aku kenal orang msikin yang jadi pelawak. Bertahun-tahun ia jadi pelawak, tetapi tak pernah ada yang tersenyum menyaksikannya dipanggung. Baru ketika ia mati, semua orang tertawa.”
Lalu
Orang miskin itu pernah ditangkap polisi. Saat itu, di kampung memang terjadi beberapa kali pencurian, dan sudah sepatutnyalah orang msikin itu dicurigai. Ia diinterogasi dan digebuki. Dua hari kemudian baru dibebaskan. Kabarnya ia diberi uang agar tak menuntut. Berminggu-minggu wajahnya bonyok dan memar. “Beginilah enaknya jadi orang miskin. Dituduh mencuri, dipukuli, dan dikasih duit.”Sejak saat itu, setiap kali ada yang kecurian, orang msikin itu selalu mengakui kalau ia pelakunya. Dengan harapan, ia kembali dipukuli.
Terus juga
Orang msikin punya ponsel itu biasa. Hanya orang orang msikin yang ketinggalan zaman saja yang tak mau berponsel. Tapi, aku tetap saja kaget ketika orang msikin itu muncul ke rumahku sambil menenteng telepon genggam.“Orang yang sudah resmi miskin seperti aku, boleh dong bergaya!” katanya dengan gagah. Lalu, ia sibuk memencet-mencet ponselnya, menelepon ke sana kemari dengan suara yang sengaja dikeras-keraskan, “Ya halo, apa kabar? bagaimana bisnis kita? Halooo...”Padahal ponsel itu tak ada pulsanya.
Teruss?? Teruss? Udah ah! Entar aku dituduh menyebarluaskan tanpa ijin
lagi -__-
Selanjutnya adalah cerpen andalan yang endingnya
benar-benar tak terduga; Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia. Tentang seseorang
perempuan yang diam-diam mencintai pria petualang. Pria petualang yang menyukai
sebuah negeri Senja. Negeri di mana setiap harinya adalah senja. Namun sayang
pria itu telah memiliki kekasih. Perempuan itu bahkan berteman dengan kekasih
si pria demi mendapatkan cerita tentang si pria dan negeri-negeri yang
dikunjunginya. Suatu kali si perempuan pernah dihadiahi sebuah bibir. Bibir yang
cerewet. Cerita yang paling mengesankan dengan ending yang
keren. Yaa.. walaupun saya sendiri belum terlalu ngeh. Saya nggak ngerti
kaitannya ending ini sama keseluruhan isi cerita *plak! terus kenapa bilang keren?!*, Malah kesannya kayak tempelan.
Selain cerpen-cerpen di atas. ada juga Kartu Pos dari
Surga, Permen, dan Variasi bagi Kematian yang Seksi, yang kesemuanya adalah
cerpen dengan sensasi berbeda-beda. Agus Noor memang salah seorang cerpenis
terpenting di negeri ini. Ia menunjukan kelasnya lewat buku ini. Karya yang
merepresentasikan kekuatan dan keluasan imajinasinya.
SENJA!!
BalasHapusAKU MAU BACA!! :D
Mas, itu terbitan kapan?
Oh iya belum kumasukkan di profil bukunya. tahun 2010. bang bens ngerated buku ini lima bintang loh.. Recomended.
HapusMAU!!!!!!!!
HapusDi tokbuk masih ada tak? :"D
Gaktau deh, aku blum pernah lihat. aku kebetulan nemu di perpus hihi
Hapus