Day 6 Single and Happy

Source : here

Single dan bahagia bukanlah negasi dari berpasangan dan bahagia. Aku sedikit heran, kenapa orang-orang sekarang ini selalu merasa kedua hal ini adalah sesuatu yang bertentangan? Aku termasuk orang yang setuju kalau sebagai makhluk individu, kita harus bisa menentukan kebahagiaan untuk diri sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Tapi aku juga setuju, untuk melengkapi kebahagiaan kita kadang butuh orang lain. Di mana pun posisimu sekarang, bahagia bukan hanya milik salah satu dari pilihan tersebut. Bahagia adalah milik setiap subyek dan setiap obyek, sebagaimana kesedihan bisa datang pada siapa pun tanpa peduli kamu single atau sudah berpasangat.

Dulu sewaktu sekolah, aku memang lumayan anti dengan konsep berpacaran. Alasannya simpel, aku tidak suka dengan ide ‘setiap jalan cowok yang harus bayar.’ Ini gila! Sebagai pelajar, apa sih yang aku punya? Aku bukan anak konglomerat, membiayai diri sendiri untuk belanja pakaian dan makan di mall aja harus nabung dulu, apalagi harus membiayai orang lain karena dia adalah pacarmu. Tapi ya sebenarnya, bukan itu saja sih penghalangku. Waktu berada di  kondisi sedang saling jatuh cinta sama seseorang, dengan status yang tidak jelas, perasaan aneh lain muncul; merasa tidak pantas untuk dicintai. Hal itu lantaran perhatian yang berlebih kadang membuatku merasa aneh. Hal ini akhirnya menjadikan hubungan tidak jelas itu semakin tidak jelas dan jauh dari bahagia. 

Jadi tujuannya bukan memilih salah satu dari kedua status itu untuk mencari kebahagian, melainkan memilihnya karena kita melihat bahagia ada di salah satunya. 


Komentar

  1. Jadi inget, pernah ditraktir ragusa sama heruuu. di zaman aku masih belum ngerasain gajian bulanan... hahahhaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Bercuap here!

Postingan Populer