DAY 7: FAVORITE MOVIE(s)
Setiap kali membahas sesuatu yang difavoritkan, kadang aku suka bingung sendiri sih. Otak tidak otomatis memberikan jawaban. Untuk apa pun itu, jawaban seringnya datang dalam bentuk pilihan yang berganti-ganti; tidak yakin mana yang benar-benar menjadi sesuatu yang difavoritkan. Berhubung tema hari ini adalah membahas film favorit, pikiran itu kembali memutar-mutar beberapa pilihan. Tidak banyak film yang aku tonton sebenarnya. Apalagi akhir-akhir ini aku lebih suka menonton series dan rasanya lebih mantap menjawab series favorit dibandingkan film favorit. Tapi, beberapa kali menimbang, kayaknya beberapa judul ini sering muncul di kepala, dan lumayan berkesan saat pertama kali menonton. Nggak hanya satu kali ditonton, judul-judul di bawah ini setidaknya pernah dua kali aku tonton. Dan aku bukanlah tipe yang suka mengulang bacaan atau tontonan. Jadi kurasa, film-film ini memenuhi kriteria personal tersebut.
![]() |
Source here |
1. The Pianist -
Aku lupa dapat film ini dari mana dan kenapa. Kemungkinan besar karena waktu itu aku baru menamatkan buku berjudul Night dari Ellie Wiesel, yang bercerita tentang Holocaust di Jerman. Bukunya pernah aku review di sini. Awalnya sih karena saat itu ada satu kuliah yang membahas holocaust dan salah satu dosen merekomendasika film berjudul Freedom Writer. Di film itu ada satu scene yang menampilkan murid-murid sedang mengunjungi Museum Holocaust. Terus ada bahasan tentang Anne Frank juga. Jadilah penasaran itu semakin besar, dan karena itu pula, aku mungkin mencari-cari film tentang topik yang bersangkutan. Aku menunda untuk menonton film ini cukup lama, sampai suatu saat insomnia menyerang dan aku memutuskan lebih baik nonton saja dari pada harus tersiksa bolak-balik di atas tempat tidur dengan mata terbuka lebar.
Film ini bercerita tentang Szpilsman, seorang Pianis di Jerman yang berdarah Yahudi. Karena saat itu Nazisme yang dipimpin Hitler lagi gencar-gencarnya dengan penghapusan ras, Szpilsman dan keluarganya tidak luput dari sasaran. Setengah jam pertama nonton film ini langsung nangis kejer. Ini bukan jenis menangis sedih atau terharu. Lebih tepatnya semacam takut, syok sekaligus nggak percaya kalau hal pernah terjadi di dunia kurang dari 100 tahun yang lalu. Dan film ini pun diangkat dari kisah nyata.
Adegan yang lumayan bikin syok terapi ini lebih tepatnya saat Schutzstaffel, salah satu organisasi keamanan dan militer Nazi sedang menyisir lingkungan yang ditinggali Szpilsman. Mereka mengambil para kaum muda untuk dikirim ke camp Auschwits, dan membunuh para orang tua. Dengan tanpa aba-aba, tanpa mendramatisi,salah seorang kakek yang sedang makan malam dengan keluarganya didorong dari lantai dua. Adegannya sesimpel itu, tapi rasanya terngiang-ngiang sampai besok paginya.
2. Tae Guk Gie
Sebelum drama korea menyerang dan Kpop merajalela, Wonbin adalah salah satu aktor Korea yang pertama kali kutahu. Pas jaman SMP, dia lumayan populer karena dramanya yang berjudul Endless Love bareng Song Hye Kyo.
Film ini berlatar belakang tentang perang saudara antara Korea Selatan dan Korea Utara, dengan menitikberatkan pada drama kakak beradik. Singkatnya tentang kakak beradik yang karena meletusnya perang saudara ini, mereka dipaksa ikut militer dan membela negara. Tapi karena sang Kakak - Jin Tae khawatir dengan adiknya - Jin Seok yang masih muda, dia berjuang mati-matian agar adiknya dibebaskan dari militer. Tapi di sisi lain, Jin Seok malah mengkhawatirkan kondisi kakaknya yang semakin hari menjadi seperti pembunuh berdarah dingin yang menghabisi pihak lawan tanpa ampun.
Film ini sangat emosional. Meski pun di beberapa bagian terlihat lumayan klise, tapi plot tentang perjuangan kakak - beradik di sini lumayan unik. Sub plot tentang Jin Tae yang saat itu sudah bertunangan dan mau menikah, tapi harus batal karena perang juga lumayan emosional. Ditambah dia harus mendapati tunangannya dibunuh sama tentara Korea Selatan karena dicurigai sebagai mata-mata (Oke ini bagian yang agak berlebihan sih).
Udah, itu aja.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusPerkenalkan, saya Hesti Lestari.
Saya anggota UKM Belistra Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Karena ada beberapa kepentingan, saya memerlukan alamat email kakak. Tolong balas, ya, kak.
heruka131@gmail.com
Hapus