Resensi Novel 'The Da Vinci Code'
Author : Dan brown
Genre : Mystery,
Thriller,
ISBN : 1400079179
Sinopsis
Jacques Saunire adalah seorang ahli simbologi dan kurator
seni dari museum louvre, Paris - Perancis. Ia ditemukan meninggal di museumnya dengan tubuh telanjang bulat membentuk
sebuah simbol vitruvian man—lukisan karya Leonardo da Vinci—dan perut yang
dilukis simbol pentakel menggunakan darahnya sendiri
pada jam 23.00 malam. Di sampingnya, tertulis juga
pesan ‘PS Robert Langdon’ dan sebuah simbol pentakel yang lebih besar
mengelilingi tubuhnya. Sebelum meninggal, ia mempunyai janji untuk bertemu
dengan seorang simbolog terkenal dari Universitas Harvard yang kebetulan sedang dalam jadwal
ceramahnya di Paris.
Bezu fache, seorang kepala kepolisian DCPJ (Direction Centrale Police judiciaire) yang menyelidiki kasus ini, meminta Robert Langdon untuk menyelidiki simbol-simbol yang terdapat pada Jacques Saunire. Fache sebenarnya mencurigai Langdon, dan telah ia menghapus pesan ‘PS Robert Langdon’ di lantai tersebut demi membuat penyidikan secara tidak langsung tersebut berjalan lancar. Tapi ditengah-tengah penyidikan, salah seorang agen Kriptologi dari DCPJ dengan lihai memberi tahu Langdon yang sebenarnya tentang maksud Bezu Fache tersebut. Kriptolog tersebut adalah Sophie Neveu, cucu dari Jacques Saunire.
Bezu fache, seorang kepala kepolisian DCPJ (Direction Centrale Police judiciaire) yang menyelidiki kasus ini, meminta Robert Langdon untuk menyelidiki simbol-simbol yang terdapat pada Jacques Saunire. Fache sebenarnya mencurigai Langdon, dan telah ia menghapus pesan ‘PS Robert Langdon’ di lantai tersebut demi membuat penyidikan secara tidak langsung tersebut berjalan lancar. Tapi ditengah-tengah penyidikan, salah seorang agen Kriptologi dari DCPJ dengan lihai memberi tahu Langdon yang sebenarnya tentang maksud Bezu Fache tersebut. Kriptolog tersebut adalah Sophie Neveu, cucu dari Jacques Saunire.
Langdon mempercayai ucapan Sophie tersebut. Dengan bantuannya ia lalu melarikan diri dari incaran Fache. Bezu Fache pun tak segan langsung menjadikannya tersangka dan buronan. Pemberitaannya segera menyebar di media. Bersama Sophie Neveu, ia memulai petualangan memecahnkan pesan tersembunyi di balik simbol-simbol dari kematian Jacques Saunire tersebut, yang kemudian membawa mereka pada fakta bahwa Saunire adalah seorang mahaguru dari organisasi rahasia bernama biarawan sion. Organisasi ini mempunyai misi untuk membawa rahasia besar tentang holy grail secara lisan. Holy grail menyimpan fakta besar mengenai kehidupan Jesus Christus dan Maria Magdalena.
Di tengah kebuntuan mereka dalam memecahkan kode untuk membuka Cryptex—benda seukuran botol mineral yang menyimpan peta letak holy grail, mereka mendatangi seorang ahli sejarah kaya asal London yang juga penggila grail, Leigh teabing. Selain mereka, ada juga organisasi Kristen ‘Opus dei’ yang sangat mengincar holy grail secara diam-diam. Berdasarkan fakta yang mereka dapat tentang holy grail, petualangan berlanjut menuju London menggunakan pesawat pribadi Teabing. Di sana, Cryptex berhasil direbut oleh Remy Legaludec—pelayan Teabing—dan juga tawanan mereka, Silas—seorang anggota Opus dei, yang ternyata keduanya bergerak di bawah perintah seseorang yang disebut sang guru.
Akankah mereka berhasil mendapatkan Cryptex kembali dan memecahkan kodenya? Akankah mereka bisa menemukan letak Holy Grail? Lalu siapakah itu Sang Guru? Apa hubungannya dengan Opus dei? Apa motif mereka dibalik keinginannya memperoleh holy grail? Baca sendiri~ :D LOL, gue udah berasa kayak narator film.
Komentar
Novel yang sempat menjadi buah bibir di berbagai belahan
dunia karena kekontroversian fakta-fakta tentang Kristen ini memang menarik.
Ada satu sisi dari novel ini yang terlihat begitu cerdas. Tapi di sisi lain,
saya merasa novel ini terlalu diset dengan plot ala
film. Terutama di bagian ending, Dan Brown terlalu memperinci kegiatan Langdon yang tidak perlu.
Okelah, dari berbagai novel misteri yang saya baca. Kayaknya gaya bercerita di novel ini yang paling enak. Layaknya seorang guru sejarah yang suka mendongeng, Dan Brown menulis cerita ini dengan penyampaian detil mendalam tapi tidak membosankan. Kecerdasannya dalam membuat kasus beserta detil seperti ini sudah pasti jadi nilai plus yang lumrah untuknya. Kelebihannya di sini justru terletak pada gaya menulisnya. Itulah yang membuat novel setebal 500an halaman ini terlihat begitu gurih dan enggan untuk dilepas. Berbeda dengan gaya bercerita ala novel detective yang kadang menemui titik jenuh (padahal saya penggemar novel-novel jenis ini), novel ini punya sense yang kuat untuk terus digenggam dan dibaca.
Dan Brown sangat lihai menepatkan bab-bab pendek yang dibikin sedemikian menarik dengan ending kalimat-pemicu-penasaran yang manjur. Ia menempatkan kalimat tersebut di beberapa akhir bab yang membuatnya terasa seperti serial drama, yang di akhir episode, kita selalu dibuat penasaran dan tak sabar untuk menyaksikan kelanjutannya. Dan menariknya, tiap bab tersebut dibuat tidak terlalu panjang dengan fokus cerita yang berganti ganti. Misalnya di bab ini berisi tentang Robert Langdon dan Sophie Neveu, di bab berikutnya tentang Opus dei, kemudian Robert Langdon lagi, lalu bab berikutnya beralih ke Bezu Fache. Pemisahan fokus cerita tersebut banyak ditandai dengan pergantian bab. Hal ini menimbulkan efek untuk lanjut baca lagi, baca lagi, baca lagi, dan baca lagi sampai bener-bener lelah.
Dari segi ceritanya sendiri, Dan Brown sangat keren untuk menggiring opini pembaca mencurigai bahwa sosok ‘Sang Guru’ yang sebenarnya adalah Bezu Fache. Saya pun menyadarinya di bagian-bagian akhir menjelang terkuaknya identitas sang guru. Cukup mengejutkan walaupun pemilihan konsep musuh dalam selimut yang cukup monoton. Dan Brown juga menjabarkan keganjilan-keganjilan di bab sebelum 'identitas sang guru yang sebenarnya terkuak' dengan sangat gamblang. Semua flashback detil dari kejadian tersebut tumpah ruah di bab-bab akhir. Ada beberapa yang memang perlu, tapi ada juga yang tidak perlu. Ada fakta yang tanpa perlu dijabarkan pun, pembaca akan mengerti dan menduga dengan benar di balik keganjilan tersebut setelah identitas sang guru terkuak. Semua puzzle sudah terpasang dan kita tinggal melengkapinya. Tidak perlu sampai dijelaskan seperti itu. Tapi begitulah dan brown, ia memang doyan bercerita dan tampaknya tak mau kehilangan satu detil pun.
Dengan semua keseruan yang tersaji saat membaca novel ini. Saya memberinya bintang 5 of 5. Kekurangan di novel ini terlihat tak ada artinya dibanding kejeniusan bercerita Dan Brown dan pemilihan ide ceritanya yang menarik.
Since i read this novel, now I'M A (NEW) BIG FAN OF HIM!!
Komentar
Posting Komentar
Bercuap here!