Day16 Something That You Miss..

Source : here

Saya merindukan masa kecil saya. Namun saya tak pernah berpikir untuk kembali pada masa itu. Saya senang telah melewatinya. Saya bersyukur bisa bertahan dan lepas darinya. Melenceng dari tema, saya ingin menulis sedikit (atau banyak?) hal yang tak ingin saya ingat.

Saya dulu takut sekali tumbuh dewasa. Saya tak ingin diberi tanggung jawab besar. Tapi setelah saya berada pada masa sekarang. Saya baru sadar, masa kecil tak kalah jahatnya dibandingkan apa yang kita lewati saat usia dewasa. Setidaknya, kita—orang dewasa—bisa memilih, menghindar atau mencari jalan lain. Tapi anak kecil tidak. Ia akan berada di lingkungan yang sama. Tidak bisa menghindar dan takut untuk memilih. Siapa yang tahu? dibalik lucunya kehidupan anak-anak sekolah, ia menyimpan sesuatu yang bahkan orang dewasa sulit memercayainya.

Tiap mendengar berita pembullyan, saya selalu geram. Saya pernah berada di keadaan tersebut. Saya pernah berada di kelas di mana satu orang akan menjadi pemimpin, dan dia bebas untuk memusuhi siapa saja yang tak patuh padanya. Dan semua anak akan mengikutinya. Saya tak ingin menyebut detail kejadian-kejadian itu. Tapi ketakutan anak-anak untuk mengadu pada orang tua kadang menjadi masalah besar. Sementara guru-guru di sekolah seringnya luput. Dan anak-anak tak akan mau mengadu pada gurunya, karena ancaman anak kecil yang tiap hari berada di kelas yang sama dengannya lebih menakutkan.

Orang dewasa baru akan percaya kalau beberapa kasus muncul di berita. Mereka mungkin tak pernah menduga kalau hal tersebut dilakukan anak kecil. Dan parahnya, itu bukan hanya terjadi pada anak laki-laki.
Sekian.

Komentar

  1. Lalu pingin curcol tentang pengalaman jempolku dijepit pake kotak pensil (gatau bahannya apa itu kotak pensil, keras bener), sampai berdarah item-item di bawah kuku XD dan yang melakukan itu anak kecil, cewek pula! Wkwk, bener banget sih... kadang ga kepikir bahwa anak yang lucu-lucu bisa berbuat seperti itu. Dan iya, ga kepikir juga untuk melapor, berasa cemen aja, berasa kalah kalau harus bilang pada orang dewasa... ah, tp untungnya masa kecil bukan cuma ttg si bully doang ya... :')

    BalasHapus
  2. untungnya ya tan,... untungnya banyak hal lain yang lebih imut dan menyenangkan. kalau saja nggak ada kartun unyun di tv, mainan keren dan jajanan-jajanan enyak, mungkin banyak yang nyerah jadi anak-anak. bahaha @siskanurrochmachkkk

    BalasHapus
  3. Aku juga pernah dibully sama kakak kelasku pas SMP. Kakaknya kejam. Terkenal pentolan di angkatannya gitu.
    Terus aku nggak ngadu siapa-siapa. Neither ortu nor guru. Cuma curhat sama temen, terus antara temanku ini setia kawan atau punya bakat broadcasting, kesebar ceritaku sampai ke telinga guru. Kakak kelas yang ngebully aku minta maaf deh abis itu.Bhahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. untungnya habis dilaporin dianya minta maap ya pe. kacawnya, klo abis dihukum sama guru, dia makin ngamcam...trs bls dendam. trs kita disekap.. teruusss *duh

      Hapus
  4. gak ada yg bakal ngusilin tangi jg kali.. wong emaknya guru disitu . 😂

    BalasHapus

Posting Komentar

Bercuap here!

Postingan Populer