DAY2 Write Something That Someone Told You About Yourself That You Never Forgot
Topik hari kedua ini agak bikin mikir sih. Enggak, nggak susah kok. Cuma rasanya nggak gampang saja (Ya, sama aja susah bego!) mengingat-ingat perkataan orang yang begitu berkesan dan saya ingat betul. Saya harus mikir dulu berjam-jam sebelum nulis ini. Dan jatuhnya, ini bukan sesuatu yang berkesan lagi sih kalau harus mikir dulu--ya katakanlah lumayan berkesan. Jadi ya saya pilih saja beberapa yang bisa saya ingat sejauh ini. Jadi mungkin kalau disuruh nulis lagi topik yang sama untuk bulan depan, mungkin saya akan membuat daftar yang berbeda #dor.
1. Entah kenapa ingatan ini yang muncul pertama kali. Mungkin gara-gara habis baca postingan Tansis yang dibilang suaranya jelek, saya jadi latah mengingat hal menyedihkan juga. Ceritanya, saya dulu pernah ditanya cita-citanya mau jadi apa dan mau kuliah di jurusan apa sama guru matematika SMP, saya dengan pedenya jawab 'arsitek' di depan guru yang sudah tau -tau nilai matematik saya seburuk nilai Nobita. Terang saja kalau tanggapan beliau adalah begini, "loh, kalau mau jadi arsitek ya matematiknya harus bagus dong. Nilai kamu aja paling gede 60. Harus belajar lagi yang bener itu mah." kurang lebih seperti itu. Dan saya yang memang bodoh matematik dan berpikir tak akan pernah menyukai pelajaran ini sampai bertahun-tahun ke depan ini memutuskan untuk jauh-jauh dari impian itu. Saya cukup mengagumi karya para arsitek saja 😊
2. Dari guru SMP juga. Kali ini yang positif, yeah akhirnya saya bisa mengingat hal positif. Waktu itu mau ada pemilihan lomba atau apa gitu, aku lupa. Setiap kelas dipilih 4 orang untuk dites dan ditentukan siapa yang nanti ikut lomba. Saya yang ngerasa aneh masuk daftar tersebut bertanya-tanya dan entah gimana saya dapat jawaban dari guru geografi yang isinya pujian dan sangat membesarkan hati. Saya lupa tepatnya, tapi saya ingat banget saat itu percaya diri saya tumbuh berkali-kali lipat.
3. Perkataan nenek saya sebelum meninggal, ngomongnya pun sama Ibu saya, dan sebenarnya bukan ditunjukan ke saya seorang, melainkan ke semua cucu-cucunya. Kurang lebih isinya, "tolong jangan lupa sholat, jangan pernah berantem sama keluarga." simpel sih, tapi entah kebapa saya selalu ingat terus tiap kali saya malas sholat.
Yang terakhir... :")
BalasHapusHeru ternyata bisa bener juga. :)
⊙﹏⊙
Hapus*nyundul komen tansis ah*
BalasHapusmanusia langka muntjul....
Hapus